TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday, August 4, 2010

Marhabban Yaa Ramadhan

tidak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan yang penuh hikmah, tulisan ini saya copas sebagai bahan referensi kita [khususnya saya] sebelum menyambut Bulan Yang Penuh Berkah tersebut. Supaya kita berpuasa tidak melenceng dari apa yang pernah Rosululloh ajarkan.


--Bid’ah-Bid’ah Pada Bulan Ramadhan--
Abu Ihsan Al-Atsari
4 Oktober 2004

Satu hal yang menodai bulan Ramadhan, yaitu munculnya amalan-amalan bid'ah yang banyak dilakukan oleh sebagian kaum muslimin. Karena sudah temurun dilakukan, merekapun menganggap baik bid'ah tersebut. Itu sebabnya, syetan lebih menyukai bid'ah daripada maksiat. Khususnya pada bulan Ramadhan ini, maka salah satu cara syetan menghalangi kebaikan bulan ini, yaitu dengan menebar amalan-amalan bid'ah. Mereka, para pelaku bid'ah itu merasa lebih dekat kepada Allah, padahal mereka semakin jauh dariNya. Yang sangat menyedihkan, bahwa amalan-amalan bid'ah ini justru menjamur pada bulan Ramadhan. Pada edisi kali ini, kami mencoba mengangkat beberapa amalan bid'ah yang sering dilakukan oleh kaum muslimin. Semoga setelah mengetahuinya, kaum muslimin dapat meninggalkan dan bertaubat darinya. Kami menukilnya dari kitab Mu,jamul Bida', karya Raa-id bin Shabri bin Abi 'Alfah dan kitab Al Bida' Al Haaliyah. karya Abdullah bin Abdul Aziz bin Ahmad At Tuweijeri, serta beberapa referensi lainnya.

1. Bid'ah Punggahan.
Yakni makan-makan atau kenduri di masjid atau surau, satu hari menjelang Ramadhan. Di beberapa tempat, masyarakat berbondong-bondong membawa makanan beraneka ragam untuk kenduri di masjid menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kenduri seperti ini disebut punggahan. Hal seperti ini tidak ada contohnya dari Rasulullah, para Sahabat, maupun Salafush Shalih.
[Disalin dari majalah As-Sunnah 07/VII/1424H hal 16 - 19.]

2. Bid'ah pesta ru'yah.
Yaitu berkeliling kota atau desa menyambut malam pertama bulan Ramadhan, sebagaimana biasa dilakukan oleh pengikutpengikut tarikat dan orang awam.

3. Bid'ah hisab.
Yakni menentukan awal Ramadhan dengan perhitungan hisab. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Fatawa telah menegaskan, bahwa cara seperti itu merupakan bid'ah dalam agama.

4. Mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya.
Perbuatan seperti itu merupakan kedurhakaan terhadap Rasulullah. Rasulullah melarang mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi yang bertepatan dengan hari puasanya.

5. Menyewa qari untuk menjadi imam shalat tarawih di bulan Ramadhan.

6. Bid'ah imsak sebelum fajar pada bulan Ramadhan.

7. Bid'ah tashir.
Yakni membangunkan orang untuk sahur dengan berteriak "Sahur sahur!" Perbuatan seperti ini tidak ada contohnya pada zaman Rasulullah. Tidak pula diperintahkan oleh beliau. Juga tidak dilakukan oleh para sahabat dan tabi'in. Di negeri Mesir, para muadzdzin menyerukan lewat menara masjid "Sahur... sahur... makan... minum... ', kemudian membaca firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu bershiyam sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS Al Bagarah:183).
[Silakan lihat kitab Al Ibda' Fi Madhar Al 'Ibtida', karya Syaikh Ali Mahfuzh.] [Silakan lihat Majmu' Fatawa XXV/ 179-183.] [Silakan lihat kitab AI Ibda' Madhar Al Ibtida', karya Syaikh Ali Mahfuzh.] [Perbuatan ini termasuk bid'ah makruh. Silakan lihat kitab As Sunan Wal Mubtada'at, halaman 161 dan kitab Bida' Al Qurra', karya Muhammad Musa, halaman 42.] [Silahkan lihat kitab Tamamul Minnah, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, halaman 415.]

Keterangan singkatnya bisa dilihat di sini

Di negeri Iskandariyah, Yaman dan Marokko, orang-orang membangunkan sahur dengan mengetuk pintu-pintu rumah seraya meneriakkan "Sahur.. sahur... bangun... bangun... Di negeri Syam lebih parah lagi; mereka membangunkan sahur dengan membunyikan alat musik, bernyanyi menari dan bermain. Demikian juga di Indonesia. Berbagai macam cara dilakukan oleh orang-orang awam. Ada yang keliling kampung sambil teriak-teriak "Sahur... sahur... Di sebagian daerah dengan membunyikan musik lewat mikrofon masjid, atau dengan membunyikan tape recorder dan membawanya keliling kampung. Ada yang membunyikan mercon atau meriam bambu, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan perbuatan bid'ah.

8. Bid'ah shalat tarawih setelah shalat Maghrib.
Bid'ah ini umumnya dilakukan oleh kaum Ra'dhah. Sebab mereka mengingkari shalat tarawih, bahkan membencinya. Menurut mereka, shalat tarawih itu bid'ah yang diada-adakan oleh Umar.

9. Bid'ah shalat Al Qadar.
Yakni mengerjakan shalat dua raka'at berjama'ah setelah shalat tarawih; kemudian di penghujung malam mengerjakan shalat seratus raka'at pada malam yang diyakini sebagai Lailatul Qadar. Karena itulah mereka menamakannya shalat Al Qadar.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakannya sebagai amalan bid'ah, berdasarkan kesepatakan para ulama.

10. Bid'ah mengumpulkan ayat-ayat berisi doa dan membacanya di raka'at terakhir shalat tarawih setelah membaca surat An Naas.

11. Bid'ah perayaan malam khatam Al Qur'an.
Yakni berdoa dengan suara keras secara berjama'ah atau sendiri-sendiri setelah mengkhatamkan Al Qur'an.
Silakan lihat dalam kitab Majmu' Fatawa XXIII/122. [Silakan lihat kitab Al Ba'its, karya Abu Syamah, halaman 84.]

12. Bid'ah perayaan Nuzulul Qur'an.
Perayaan ini dilakukan setiap tanggal tujuh belas Ramadhan. Perayaan ini dan perayaan-perayaan lain sejenisnya seperti maulid Nabi, isra' mi'raj dan tahun baru Islam merupakan perbuatan bid'ah, yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah dan tidak pernah dilakukan oleh para sahabat sepeninggal beliau

13. Bid'ah perayaan mengenang perang Badar.
Salah satu perayaan bid'ah yang diadaadakan oleh manusia, yaitu peringatan perang Badar pada malam ke tujuh belas Ramadhan. Orang-orang awam dan yang mengaku pintar, berkumpul di masjid pada malam itu. Perayaan dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kisah perang Badar.

14. Menunda azan Maghrib di bulan Ramadhan dengan alasan untuk kehati-hatian.
Hal ini bertentangan dengan petunjuk Nabi, yang memerintahkan umatnya agar segera berbuka, begitu bulatan matahari telah tenggelam di ufuk barat.

15. Berziarah kubur menjelang Ramadhan dan sesudahnya.
Perbuatan seperti ini banyak dilakukan oleh kaum muslimin di Indonesia. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang membumbuinya dengan perbuatan-perbuatan bid'ah atau bahkan syirik. Berziarah kubur memang dianjurkan untuk mengingat akhirat, namun mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu, merupakan bid'ah dalam agama. Rasulullah tidak menganjurkan waktu-waktu tertentu untuk berziarah kubur.

16. Menyalakan Lilin di depan rumah dan kembang api pada malam dua puluh tujuh Ramadhan.
Sebagian orang melakukannya dengan keyakinan, bahwa para malaikat akan menyinggahi rumah yang dipasangi Lilin. Perbuatan seperti itu jelas bid'ah, dan mirip seperti perbuatan orang-orang Nasrani merayakan Natal atau Tahun Baru, wal iyadzu billah minadh dhalal.

17. Bid'ah megengan.
Yakni kenduri di rumah-rumah yang dilakukan pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Bid'ah ini banyak dilakukan di kampung-kampung di pulau Jawa.

18. Bid'ah wada' Ramadhan.
Salah satu bid'ah yang diada-adakan pada bulan Ramadhan ialah bid'ah wada' (perpisahan) Ramadhan. Yakni lima malam atau tiga malam terakhir pada bulan Ramadhan, para muadzdzin dan wakil-wakilnya berkumpul. Setelah imam mengucapkan salam pada shalat witir, mereka melantunkan syair-syair berisi kesedihan mereka dengan kepergian bulan Ramadhan. Syair ini dilantunkan secara bergantian tanpa putus dengan suara keras. Tujuannya untuk mengumumkan kepada masyarakat, bahwa malam ini merupakan malam
perpisahan bulan Ramadhan.

19. Bid'ah takbiran dan memukul bedug pada malam 'Iedul Fithri.
Menurut sunnah Nabi, takbiran dimulai ketika keluar dart rumah menuju lapangan Shalat 'Ied.

20. Bid'ah dzikir berjama'ah dengan suara keras di sela-sela shalat tarawih.

21. Demikian pula ucapan muadzdzin sebelum memulai shalat tarawih atau disela-sela
shalat tarawih: "Shalatut taraawih rahtmakumullah".

22. Bid'ah melafalkan niat "Nawaitu shauma ghadin... "
Tidak ada satupun riwayat dart sahabat maupun tabi'in yang menyebutkan, bahwa mereka melafadzkan niat puasa seperti ini.

23. Bid'ah tahwithah.
Yaitu doa pada akhir Jum'at bulan Ramadhan yang diucapkan oleh khatib di atas mimbar.

24. Bid'ah memilih-milih masjid untuk shalat tarawih di bulan Ramadhan, hingga terkadang harus bersafar karenanya. 
Rasulullah memerintahkan kita untuk shalat di masjid yang terdekat dengan kita
dan melarang memilihmilih masjid.

25. Bid'ah ha'zhah.
Yakni surat sakti yang ditulis oleh khatib pada akhir Jum'at bulan Ramadhan. Sebagian orang jahil meyakini, bahwa surat sakti ini dapat menjaga mereka dari bahaya kebakaran, banjir. pencurian dan musibah lainnya.
[Silakan lihat kitab Al Madkhal, karya Ibnul Haj II/293-294.]

26. Membaca surat Al An'am (pada raka'at terakhir shalat tarawih, pada 'malam ke27 Ramadhan).

27. Bid'ah shalat khatam Al Qur'an pada bulan Ramadhan, dengan melakukan seluruh sujud tilawah dalam satu raka'at.

28. Mengada-adakan gerakan ataupun ucapan dalam shalat tarawih yang tidak ada tuntunannya dalam sunnah.
Sebagai contoh ucapan sebagian orang di beberapa negeri Islam "Shallu ya hadhdhar 'alan Nabi" atau ucapan "Ash shalatul qiyam atsabakumullah". Demikian pula takbir dan tahlii setiap selesai dua raka'at, membaca shalawat Nabi menyuarakan tabligh (penyampaian suara) diantara mereka dengan suara keras. Dan perbuatanperbuatan bid'ah, sesat dan mungkar lainnya yang mesti ditinggalkan, karena sangat mengganggu orang yang sedang beribadah di rumah Allah.

29. Meniru-niru bacaan para qari'.
Hampir mirip dengan kesalahan di atas, yaitu meniru-niru bacaan sejumlah qari', sebagaimana banyak dilakukan oleh orang-orang sekarang. Kadang memaksakan diri meniru bacaannya. Sehingga yang menjadi tujuannya hanyalah mengelokkan suara, menarik perhatian orang kepadanya, mengatur alat pengeras suara dan sound system untuk menarik jama'ah shalat.

30. Membaca doa khatam Al Qur'an dalam shalat tarawih.
Sebagian imam ada yang berlebihan dalam masalah ini. Mereka sengaja menyusun doa-doa dengan irama tertentu, mengikuti sajak, berusaha menangis atau memaksakan dirt menangis dan khusyuk, serta merubah-rubah suara dengan cara yang tidak pantas menjadi contoh dalam membaca Al Qur'an. 

Demikianlah beberapa bid'ah yang dapat kami rangkum dalam kesempatan kali . ini. Sebenarnya masih banyak lag' bentuk-bentuk bid'ah lainnya, yang tidak mungkin kami sebutkan satu- persatu di sini. Hendaknya kaum muslimin dapat menghindari amalan-amalan bid'ah tersebut, agar bulan Ramadhan yang suci ini tidak ternodai.

---hemat saya hendaklah kita berwaskita dalam melakukan kebiasaan yang selama ini dianggap masyarakat adalah hal yang wajar,sedangkan dalam agama hal tersebut dipertentangkan, bid'ah selama itu tidak tidak melanggar syariah adalah baik, dan semua itu kembali kepada niat kita dari awal [pen,red]---