TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Showing posts with label ibu. Show all posts
Showing posts with label ibu. Show all posts

Wednesday, August 4, 2010

Jadwal Pemberian Makanan Bayi Berdasarkan Rekomendasi IDAI (IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA)

* 0-4 bulan

ASI On demand

* 4-6 bulan (bertahap)

Pukul 06.00 (bangun tidur)

ASI

Pukul 08.00 (makan pagi)

Bubur Susu

Pkl. 10.00

Buah segar/biskuit

Pkl. 12.00 (makan siang)

ASI

Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)

ASI

Pkl. 16.00

Buah segar/biskuit

Pkl. 18.00 (makan malam)

Bubur susu

Pkl. 21.00

ASI

* 6-9 Bulan (Bertahap)

Pukul 06.00 (bangun tidur)

ASI/PASI

Pukul 08.00 (makan pagi)

Bubur nasi tim

Pkl. 10.00

Buah segar/Biskuit

Pkl. 12.00 (makan siang)

Bubur? nasi tim

Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)

ASI/PASI

Pkl. 16.00

Buah segar/biskuit

Pkl. 18.00 (makan malam)

Bubur? nasi tim

Pkl. 21.00

ASI/PASI

* 9-12 Bulan (Bertahap)

Pukul 06.00 (bangun tidur)

ASI/PASI

Pukul 08.00 (makan pagi)

Nasi Tim? makanan keluarga

Pkl. 10.00

Buah segar/biskuit

Pkl. 12.00 (makan siang)

Nasi tim? makanan keluarga

Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)

ASI/PASI

Pkl. 16.00

Buah segar/Biskuit

Pkl. 18.00 (makan malam)

Nasi tim makanan keluarga

Pkl. 21.00

ASI/PASI

> 12 bulan

Pukul 06.00 (bangun tidur)

ASI/PASI

Pukul 08.00 (makan pagi)

Makanan Keluarga

Pkl. 10.00

Snack

Pkl. 12.00 (makan siang)

Makanan Keluarga

Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)

-

Pkl. 16.00

Snack

Pkl. 18.00 (makan malam)

Makanan Keluarga

Pkl. 21.00

ASI/PASI

@Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Cara Pembuatan Makanan Bayi

Air jeruk

B a h a n : 1 buah jeruk garut atau jeruk siam, + (100 gr).

Cara membuat : Jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas dan

disaring.

Cara pemberian : Untuk pertama kali air jeruk tersebut diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt. Pemberian ini ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan 1 buah jeruk, maka selanjutnya tidak perlu diencerkan lagi. Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.

Air tomat

B a h a n : 1 buah tomat (+ 60 gr)

Cara membuat : Tomat dicuci bersih masukkan ke dalam panci yang berisi air panas lalu panci ditutup dan biarkan 3 - 5 menit angkat tomat dari air panas, kupas kulit arinya lalu disaring. Air tomat yang didapat + 6 sdm (50 cc)

Cara pemberian : Untuk pertama kali air tomat diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt. Pemberian ini dari hari ke hari ditambah sampai dapat menghabiskan 1 buah tomat, maka selanjutnya tidak usah diencerkan lagi. Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.

Pepaya saring

B a h a n : 1 potong pepaya masak dengan berat + 100 gr

Cara membuat : Pepaya dicuci bersih dan dikupas, buang biji dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong atau dihaluskan lalu disaring. Pepaya halus yang didapat + 9 sdm.

Cara pemberian : Untuk pertama kali diberikan 1 sdt, hari-hari selanjutnya ditambah sampai dapat menghabiskan 1 ptg pepaya.

Pisang ambon

B a h a n : 1 buah pisang ambon.

Cara membuat : Pisang dicuci bersih lalu dikupas. Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke dalam cangkir. Pisang yang telah dikerik sebaiknya dicampur dengan air jeruk/air tomat.

Cara pemberian : Untuk pertama kali diberikan sebanyak 1 sdt. hari-hari selanjutnya ditambah sehingga dapat menghabiskan 1 atau 2 pisang.

Bubur susu

B a h a n : 150 cc susu (3/4 gls)

50 cc air putih (1/4 gls)

10 gr gula putih (1 sdm)

20 gr tepung beras (2 sdm)

garam sedikit, menurut selera.

Cara membuat : Susu didihkan.

Tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan ke dalam susu yang telah mendidih sampai masak, masukkan gula pasir ke dalam bubur tersebut dan ditambah garam kemudian angkat.

Tim saring

B a h a n : 20 gr beras (2 sdm)

10 gr kacang hijau (1 sdm)

25 gr hati ayam (1 ptg) atau hati sapi, daging cincang atau daging ikan, atau 1 btr telor ayam

10 gr daun bayam (1 genggam)

20 gr tomat (1 bh sdg)

20 gr wortel (1 ptg sdg)

Cara membuat : Beras dan kacang hijau yang telah direndam semalam dicuci lalu ditim dengan 150 cc (3/4 gls) air. Bila sudah 1/2 masak, masukkan hati dan wortel ke dalamnya, biarkan sebentar sampai hati atau penggantinya agak lunak. Kemudian masukkan bayam, tomat dan garam. Tunggu sampai masak, angkat lalu saring dengan saringan.

Arti Singkatan :

gr : gram

bh : buah

sdg : sedang

gls : gelas

ptg : potong

bj : biji

sdm : sendok makan

bsr : besar

sdt : sendok the

kcl : kecil

------------------------------

dari berbagai sumber

Pemberian Makanan Padat Pertama

Cari tahu kiat-kiatnya, dan ikuti langkah-langkahnya. Maka, kegiatan memperkenalkan makanan padat pertama bisa menjadi saat-saat yang menyenangkan, baik bagi Anda maupun si kecil.

Seringkali, di antara rasa bahagia dan bangga mengikuti proses tumbuh kembang bayinya, terselip rasa cemas dalam hati sang ibu. Mungkin, Anda juga kerap bertanya-tanya, “Kapan ya, buah hatiku siap menerima makanan padat pertamanya?” Atau, “Jenis makanan seperti apa yang sebaiknya diberikan, dan sebaliknya, yang harus dihindari?” Bagaimanapun juga, setiap orang tua tentu ingin anaknya senantiasa tumbuh sehat, aktif, ceria dan cerdas.

Cari saat yang tepat

Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi yang normal sampai usia enam bulan. Selain itu, pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan ini dapat melindungi bayi dari risiko terkena infeksi saluran pencernaan. Setelah enam bulan, pemberian ASI saja hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Dengan kata lain, selain ASI, bayi membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI). Selain itu, bila MP-ASI tidak segera diberikan, masa kritis untuk mengenalkan makanan padat yang memerlukan keterampilan mengunyah (6-7 bulan) dikhawatirkan akan terlewati. Bila ini terjadi, di kemudian hari bayi akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan, atau akan menolak makan bila diberi makanan padat. Pada usia 9-12 bulan, keterampilan mengunyah bayi semakin matang. Selain itu, pada usia ini, kepala serta tubuh bayi juga semakin stabil, sehingga memudahkannya mengembangkan kemampuan makan secara mandiri.

Berikan bertahap

Pemberian makanan padat pertama bayi sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

- Mutu bahan makanan .

Bahan makanan yang bermutu tinggi menjamin kualitas zat gizi yang baik.

- Tekstur dan konsistensi (kekentalan) .

Mula-mula, beri bayi makanan yang lumat dancair, misalnya bubur susu atau bubur/sari buah (pisang, pepaya, jeruk manis). Secara bertahap, makanan bayi dapat lebih kasar dan padat. Bayi yang telah berusia enam bulan bisa diberi nasi tim saring lengkap gizi. Memasuki usia delapan bulan sampai satu tahun, bayi mulai bisa diberi makanan yang hanya dicincang.

- Jenis makanan

Untuk permulaan, bayi sebaiknya diperkenalkan satu per satu jenis makanan sampai ia mengenalnya dengan baik. Tunggulah paling tidak empat hari sebelum Anda memperkenalkan jenis makanan yang lain. Selain bayi akan benar-benar mengenal dan dapat menerima jenis makanan yang baru, Anda pun bisa mengetahui ada tidaknya reaksi alergi pada bayi.

- Jumlah atau porsi makanan

Selama masa perkenalan, jangan pernah memaksa bayi menghabiskan makanannya. Umumnya, pada awalnya bayi mau menerima 1-2 sendok teh makanan. Bila ia telah semakin besar, Anda dapat memberikan porsi yang lebih banyak.

- Urutan pemberian makanan

Urutan pemberian makanan pendamping ASI biasanya buah-buahan, tepung-tepungan, lalu sayuran. Daging, ikan dan telur umumnya diberikan setelah bayi berumur enam bulan. Bila bayi menujukkan gejala alergi, telur baru diberikan setelah usianya satu tahun.

- Jadwal waktu makan harus luwes atau sesuai dengan keadaan lapar atau haus yang berkaitan dengan keadaan pengosongan lambung. Dengan demikian, saluran cerna bayi lebih siap untuk menerima, mencerna, dan menyerap makanan pada waktu-waktu tertentu.

Perhatikan gizi seimbang

Selama minggu-minggu pertama, pemberian makanan padat hanya ditujukan bagi perkenalan rasa dan tekstur makanan, bukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Perlu diingat, makanan utamanya masih ASI atau pengganti ASI. Jadi, ia hanya perlu diberi makanan padat sekali sehari. Selanjutnya, sejak minggu ke enam sampai ke delapan, tingkatkan jumlah dan jenis makanannya, sampai akhirnya ia mendapat makanan tiga kali sehari. Saat bayi mulai bisa makan makanan yang ditim, baik tim saring maupun tim biasa, Anda sebaiknya mulai menerapkan gizi seimbang. Gizi seimbang ini bisa didapat dengan pemilihan bahan makanan yang beraneka ragam. Penganekaragaman disesuaikan dengan bahan makanan yang biasa dikonsumsi sesuai usia bayi. Zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi adalah karbohidrat, protein, mineral (misalnya zat besi) dan vitamin (terutama vitamin C, B1 dan niasin).

Bagaimana dengan lemak?

Anda sebaiknya tidak memberinya makanan yang terlalu banyak mengandung minyak, santan, mentega atau margarin. Karena, lemak yang dikandung oleh bahan-bahan makanan ini akan memperberat kerja sistem pencernaan bayi.

Namun, mengingat beberapa jenis zat gizi, misalnya vitamin A, membutuhkan lemak agar dapat diserap oleh tubuh, maka nasi tim saring yang diberikan pada bayi sebaiknya ditambahkan sumber-sumber lemak tersebut. Misalnya, pada bayi usia enam bulan, nasi timnya dapat ditambah satu sendok teh minyak/margarin, atau satu sendok makan santan. Hal lain yang harus Anda ingat, saat makanan padat menyelingi jadwal minum susu bayi adalah, ia perlu minum untuk memuaskan rasa hausnya dan membantu melancarkan kerja pencernaannya. Kebutuhannya ini sebaiknya Anda penuhi dengan memberinya minum air putih matang, sari buah segar atau makanan yang berkuah. Ciptakan pengalaman yang menyenangkanPada dasarnya, cara pemberian makanan jangan terlalu memaksa bayi, yaitu dalam waktu yang cepat dan dalam jumlah yang banyak. Perlu diingat, bayi yang frustrasi cenderung akan bersikap lebih baik melawan daripada makan. Jadi, biarkanlah ia menikmati acara makannya. Bila pengalaman pertama ini menyenangkan, maka untuk selanjutnya segalanya akan menjadi lebih mudah.

PERMASALAHAN DALAM PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK UMUR 0-24 BULAN

Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 4-6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :

1.Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhasilan menyusui.

2.Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

3.Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 4 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.

4.MP-ASI yang diberikan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

5.Pemberian MP-ASI sebelum ASI

Pada usia 4-6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.

6.Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

7.Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.

8.Kebersihan kurang

Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain. ?menyuapi anak dengan tangan yang kotor dapat menyebabkan anak mencret?

9.Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu kalah.

Sumber: Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI

Sebuah Cerita dari Pengalaman Merawat Bayi

MELATIH BAYI TENGKURAP

Dua minggu setelah Aini lahir, saya dan suami membawanya ke seorang bidan, Ibu Henny namanya, untuk diperiksa kesehatannya. Ibu Henny adalah bidan yang rutin saya kunjungi untuk memeriksakan kandungan selama hamil, selain seorang dokter kandungan lain yang juga menjadi supervisor kehamilan saya (saat itu saya berpikir lebih banyak opini lebih baik).

Setelah basa-basi sejenak, Ibu Henny pun mulai memeriksa kesehatan Aini.

Dibaringkannya Aini yang masih lemah di atas tempat tidur pasiennya, lalu.. hop-hophop.

Tiba-tiba saja, ia menengkurapkan Aini di atas kasur. Ya Allah! Saya kaget bukan kepalang. Gerakan tangan si Ibu bidan sangat cekatan dan sigap, dan dengan mudahnya Aini yang tadinya tidur terlentang jadi menengkurap.

"Bu...? Nggak apa-apa ya?" tanya saya panik.

"Nggak apa-apa. Kasihan kan dia, capek tidur terlentang terus. Sekali-kali biar aja tengkurap, supaya badannya nggak pegel," jawab Ibu Heny.

"Tapi, nafasnya gimana, Bu?"

"Nggak apa-apa kok, bayi sudah bisa bernafas ke samping kiri dan kanan kalau tengkurap. Dibantu aja sama kita supaya dia bisa mudah memindahkan kepalanya.

Begini nih," Bu Heny memperagakan lagi. Dengan kedua tangannya, dipegangnya kepala Aini dengan hati-hati dan diarahkannya untuk menoleh ke sisi lain. Benar juga, Aini dengan mudah ikut menolehkan kepalanya.

"Tapi hati-hati, jangan dipaksa kalau dia nggak mau," lanjut Bu Heny lagi. Lalu, dengan gerakan yang sigap lagi, ia kembali menelentangkan Aini di atas tempat tidur.

"Memangnya apa gunanya bayi ditengkurapkan, Bu?" tanya saya tidak mengerti.

"Banyak, di antaranya melatih bayi untuk dapat mengangkat kepalanya dan menguatkan tulang-tulang belakangnya. Selain itu, tidur tengkurap juga sebenarnya lebih menyenangkan untuk bayi, membuatnya tidak rewel dan nyaman saat tidur," jawab Bu Heny lagi.

"Ooh...." Saya manggut-manggut.

Maka, sejak pertemuan hari itu, saya dan suami pun mulai rajin menengkurapkan Aini bolak-balik. Kadang, bila sedang tengkurap, kami mengusap2 punggung kecilnya agar tidak pegal.

Tidak jarang juga kami sengaja menidurkan Aini sambil menengkurapkannya, tentu saja tanpa sedikit pun lepas dari pengawasan kami.

Dan ternyata memang benar, kurang lebih di usia sebulan, Aini sudah bisa mengangkat kepalanya sedikit-sedikit dan menoleh dengan kemauannya sendiri saat ditengkurapkan. Lucu sekali rasanya melihat kepalanya yang mungil menoleh ke kanan dan kiri saat tidur tengkurap. Semua sesuka hatinya saja. Ketika ia sudah merasa letih tengkurap dan menangis, baru saya kembali menelentangkannya seperti biasa.

Syukur Alhamdulillah, pengalaman tengkurap-menengkurapkan itu sangat berpengaruh pada perkembangan motorik Aini selanjutnya. Aini dapat dengan cepat mengangkat kepalanya saat tengkurap, diikuti dengan mengangkat dadanya, pantatnya, hingga lama-kelamaan ia dapat merangkak dan duduk dengan sendirinya.

Khusus untuk saya, saya merasa sangat beruntung datang ke tempat Ibu Henny di saat Aini baru lahir. Meski terkesan sepele, saya merasa sangat senang Aini bisa dilatih tengkurap sejak usia masih sangat kecil, karena setahu saya masih jarang ibu-ibu baru melahirkan yang dapat melatih bayinya untuk tengkurap.

Just to share........

Kebiasaan merawat bayi ala orang tua dengan dokter anak

BAYI TAK BOLEH DIPAKAIKAN GURITA
Begitu kata dokter, kebalikan dari kebiasaan yang terjadi selama ini. Memang, tak sedikit kebiasaan turun- temurun dalam merawat bayi yang bertentangan dengan dunia medis. Bagaimana kita menyikapinya?
Dalam merawat sang buah hati, hampir bisa dipastikan kita akan "dihujani" oleh segala macam nasihat ataupun larangan dari lingkungan, entah kakek-nenek, orang tua, kaum kerabat, maupun tetangga. Umumnya, nasihat/larangan tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan praktek perawatan bayi yang bersifat turun-temurun.
Namun, "seringkali nasihat dan larangan tersebut tak bisa diterima akal sehat, meskipun ada pula yang kedengarannya masuk akal," ujar dr. Eric Gultom, Sp.A. dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo dalam cara Ibu Bayi dan Balita di ANTeve, kerja sama nakita dengan PT Endrass Perdana. Misalnya, bayi tak boleh digendong dengan kedua tungkai memeluk tubuh ibu agar kelak tungkainya tak pengkor, bengkok, atau melengkung. Begitu pula dengan nasihat untuk membedong bayi agar kelak bentuk kakinya jadi bagus.
"Kedengarannya memang masuk akal bahwa cara menggendong dengan posisi demikian mungkin saja akan menyebabkan pengkar. Apalagi pada kenyataannya, saat lahir, tungkai bayi memang penampilannya bengkok atau melengkung," tutur Eric yang juga berpraktek di RSIA Lestari, Cirendeu dan RS Medistra. Tapi, lanjutnya, bila dijelaskan dengan cara lain, akan tampak penjelasan tersebut kurang masuk akal. Semua bayi, tutur Eric, kakinya memang akan tampak melengkung ketika lahir. Pasalnya, rongga rahim sangat terbatas ruangnya. Nah, agar si bayi cukup dalam rongga rahim, posisinya harus sedemikian rupa sehingga kedua tungkai dalam posisi bersila dan melengkung ke atas. "Tentunya dalam posisi demikian selama 9 bulan, akan menyebabkan kedua tungkai penampilannya melengkung ketika lahir." Selain itu, tulangnya masih lebih lunak dan sedang bertumbuh sehingga gampang sekali terbentuk melengkung.
Kendati demikian, tungkai yang melengkung ini berangsur-angsur akan lurus kembali sejalan dengan pertumbuhan bayi. Kecuali bila ada faktor genetik dimana salah satu orang tua penampilan tungkainya tak lurus atau melengkung, akan diturunkan pada anaknya. Jadi, tukas Eric, "melengkung tidaknya tungkai tak tergantung posisi ketika menggendong bayi." Begitupun bila bayi tak dibedong, kakinya akan tumbuh lurus sesuai potensi genetik yang dimilikinya.
MEMBAHAYAKAN BAYI
Berbagai praktek perawatan bayi yang mengikuti kebiasaan-kebiasaan turun-temurun ini, menurut Eric, seringkali bukan hanya kurang dapat diterima dasar ilmiahnya, tapi juga bisa merugikan. Misalnya, pemakaian gurita untuk bebat perut bayi. Kata orang, supaya bayi jangan masuk angin." Ada pula yang bilang, agar perutnya enggak besar dan pusarnya enggak bodong. Dalam dunia medis, tuturnya, tak dikenal istilah masuk angin. "Istilah ini mungkin maksudnya aerophagia , yaitu bayi banyak mengandung udara di lambungnya sehingga terlihat kembung. Hal ini bisa disebabkan bayi menangis lama atau cara minum susu botol kurang betul." Jadi, Bu-Pak, sama sekali tak ada kaitannya dengan pemakaian gurita.
Begitupun dengan perut besar dan pusar bodong. "Besar kecilnya perut ditentukan oleh ketebalan kulit, lemak kulit, dan otot perut yang sanggup menahan daya dorong isi perut atau usus keluar. Secara alamiah, usus, kan, berusaha mendorong keluar," terang Eric. Nah, pada bayi, lanjutnya, kulit maupun lemak dan ototnya masih tipis karena belum tumbuh, sehingga belum mampu menahan ususnya yang mendorong keluar. Jadilah si bayi kelihatannya seperti kembung, perutnya agak besar. "Nanti, bila kulit dan lemak serta ototnya sudah lebih tebal, akan lebih sanggup menahan daya dorong tersebut." Jadi, tak akan gendut lagi, kecuali kalau makannya memang banyak. Sama halnya dengan pusar bodong, "Bila perutnya membesar, tentu pusarnya akan menonjol, dong," tukas Eric. Tak demikian halnya setelah ketebalan kulit, lemak kulit, dan ototnya bertumbuh menjadi lebih tebal. Jadi, bukan lantaran dipakaikan gurita maka pusarnya jadi enggak bodong. Jikapun si bayi sampai punya pusar bodong, menurut Eric, karena bagian dari puntung tali pusatnya memang sejak awalnya sudah lebih besar. "Jadi, sejak lahir pusarnya memang sudah bodong, bukan karena tak dipakaikan gurita." Pemakaian gurita, tutur Eric lebih lanjut, sebenarnya justru dapat merugikan bayi.
"Bayi jadi kepanasan dan banyak keringat sehingga bisa mengalami keringet buntet di bawah lapisan gurita." Selain itu, bila pemakaian gurita terlalu ketat, "akan mengganggu gerak pernafasan bayi." Soalnya, bayi bernafas lebih dominant menggunakan gerak pernafasan perut. Jadi kalau kita bebat dia erat-erat di bagian perut, tentu akan mengganggu pernafasannya." Contoh lain dari kebiasaan turun-temurun yang membahayakan bayi ialah membubuhkan bahan-bahan tradisional pada tali pusat yang belum puput. Hal ini bisa menimbulkan infeksi. "Perawatan tali pusat cukup dilakukan dengan menggunakan alkohol 70 persen," ujar Eric. Sebab, alkohol 70 persen dapat membunuh kuman dan mencegah berkembang-biaknya kuman, sehingga tali pusat pun terhindar dari infeksi. Masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan turun-temurun yang sampai sekarang masih sering dijumpai dalam praktek perawatan bayi sehari-hari. Saran Eric, sebaiknya Bapak dan Ibu tanyakan dulu kepada dokter, apakah ada bahayanya bagi bayi Anda.
Bila tidak, prakteknya terpulang kepada Bapak-Ibu sendiri sebagai orang tua si bayi.
*ASI
ASI harus dibuang dulu sebelum menyusu.
Alasannya, ASI yang keluar adalah ASI lama (basi). ASI tak pernah basi! Biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah ASI yang berwarna kekuningan dan kental; penampilannya memang seperti cairan tak segar. Padahal, ASI kekuningan tersebut yang paling baik mutunya. "Kandungan nutriennya paling tinggi dan memang diperolehnya pada tetesan ASI paling awal," jelas Eric Gultom.
Warna dan penampilan ASI putih keruh serta encer sering pula diasumsikan sebagai ASI kualitas jelek. Hal ini sama sekali tak benar! "Warna dan kejernihan ASI sangat tergantung bahan nutrien yang terkandung di dalamnya," jelasnya lagi. Perlu diingat, tak ada ibu yang mempunyai ASI seputih dan seindah penampilan susu formula. Namun begitu, kualitas ASI tak dapat ditandingi oleh susu formula manapun. Usai melahirkan, ibu harus makan ayam arak agar tubuhnya hangat dan ASI-nya banyak atau minum jamu-jamuan untuk kesegaran ibu. Hal ini justru berbahaya karena sering berpengaruh terhadap kandungan nutrien ASI dan menyebabkan bayi kuning. Kandungan dalam ayam arak -mungkin araknya- dan jamu-jamuan, menurut observasi dokter dan para bidan, seringkali berkaitan dengan timbulnya kuning pada bayi, suatu keadaan yang secara medis disebut ikterus atau hiperbilirubinemia. "Bila kadar kuningnya tinggi, dapat membahayakan bayi karena, bahan kuning ini bukan hanya akan melekat di mata maupun kulit sehingga jadi kuning, tapi juga di sel-sel otak," terang Eric.
* MEMANDIKAN BAYI
Bayi harus dimandikan dengan air hangat agar tak masuk angin.
Memandikan bayi dengan air hangat tak perlu apabila bayi Anda normal, cukup bulan dan dalam keadaan sehat. Mandikanlah sehari dua kali, gunakan sabun bayi dan cuci rambut dengan sampo bayi. Perlakukan bayi sebagaimana layaknya Anda sebagai orang sehat mandi dan mencuci rambut.
"Mandi dengan air hangat tujuannya terutama agar bayi tak kedinginan atau hipotermi dalam bahasa kedokterannya. Tapi, sebagai bayi normal yang sehat, bayi Anda dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut," terang Eric. Jadi, Bu-Pak, tak usah takut memandikan si kecil dengan air dingin selama kondisinya normal dan sehat serta dalam cuaca yang tak dingin.
Kepala tak boleh dibasahi saat bayi dimandikan.
Nasihat ini tentulah tak benar. Jika kepala bayi tak pernah dibasahi, kotoran di kepala jadi menumpuk dan bercampur dengan endapan lemak sehabis dilahirkan. Akibatnya, timbullah kerak kepala yang sering disebut sarapen atau dalam istilah medisnya, dermatitis seboroik.
Bayi tak boleh dimandikan jika tali pusatnya belum lepas.
Salah! Justru tali pusatnya harus dibersihkan, lalu dikeringkan dengan alkohol 70 persen.
* BEDAK DAN MINYAK-MINYAKAN
Kepala bayi perlu diberi pupur agar tak gampang pilek.
Tak ada hubungannya antara pilek dan diberi pupur. "Pilek lebih sering terjadi bila bayi tertular orang dewasa yang pilek dan mencium bayinya," urai Eric. Sebaliknya, pupur dapat menyebabkan banyak kerak di kepala dan merupakan media tumbuh kuman yang baik bila tak dibersihkan dengan baik.
Bayi harus dibedaki sesudah mandi agar tubuhnya harum. Sehabis BAK, selangkangannya dikeringkan dengan bedak. Begitu juga bila tubuhnya berkeringat, dikeringkan dengan bedak.
Sebaiknya bedak tak digunakan jika dimaksudkan untuk membuat tubuh bayi harum, mengeringkan keringat, bekas BAK atau sesudah cebok. Di negeri tropis, bayi Anda memang akan cenderung lebih sering berkeringat. Campuran bedak dengan keringat, terang Eric, merupakan media yang baik untuk
berkembang biaknya kuman di permukaan kulit, terutama di daerah tertutup dan lipatan leher, ketiak, atau selangkangan. Lagi pula campuran air dan bedak akan menutup pori-pori kulit bayi yang sangat halus dan menyumbat pernafasan kulit serta saluran kelenjar keringat, terutama bila diborehkan terlalu tebal. Hal ini menyebabkan lebih banyak keringet buntet dan ruam (kemerahan) di permukaan kulit. Bedak hanya boleh dipakai untuk mencegah tergoresnya kulit kering. Akan tetapi, kulit kering jarang terjadi di negeri tropis karena udaranya cukup lembab sehingga kulit cenderung lebih basah; berbeda di negara empat musik yang kelembaban udaranya lebih rendah. Jikapun Anda ingin si kecil dipakaikan bedak, sebaiknya bubuhkan tipistipis
di permukaan kulit, terutama bagian tubuh yang mudah tergores.
Bagaimana dengan minyak-minyakan dan baby oil?
Bahan minyak-minyakan, misalnya, minyak telon dan minyak kayu putih, sering diborehkan dengan alasan mencegah masuk angin dan menghangatkan tubuh bayi, terutama minyak kayu putih. Jadi, hal ini sering dipraktekkan. Namun demikian, ingat Eric, pemakaiannya harus hati-hati. Soalnya, respons kulit bayi terhadap kandungan minyak telon dan minyak kayu putih berbeda-beda. Jika timbul kemerahan dan gejala iritasi (kulit kering seperti terbakar dan bersisik/beruntusan), sebaiknya pemakaian dihentikan.
Baby oil lebih parah lagi dalam menyumbat pori-pori kulit dan saluran kelenjar keringat karena partikelnya lebih besar dan lebih kental. Jadi, sebaiknya tak diberikan untuk kulit bayi Anda.
* MAKANAN
Bayi harus diberi pisang atau nasi kepal/ulek agar tak kelaparan.
Salah dan berbahaya! Sistem pencernaannya belum sanggup mencerna atau menghancurkan makanan tersebut. Dengan demikian, makanan tersebut akan mengendap di lambung dan menyumbat saluran pencernaan, sehingga akhirnya bayi jadi muntah. Itulah mengapa, sebelum usia 4 bulan, bayi belum boleh diberikan makanan tambahan. Jadi, Bu-Pak, tak usah takut si kecil akan kelaparan. Toh, di usia tersebut, makanannya memang cuma ASI dan ia pun boleh menyusu ASI sepuasnya kapanpun ia menginginkannya.
Bayi harus diberi susu lebih kental agar cepat gemuk.
Salah! Susu yang sangat kental juga tak dapat dicerna dan menyebabkan endapan susu di lambung sehingga bayi jadi muntah. Bayi boleh diberi air tajin sebagai pengganti susu/pelarut susu. Air tajin tak dapat menggantikan susu karena kandungan nutriennya kurang; juga, tak perlu dipakai sebagai pelarut bila pengenceran susu dengan air matang sudah sesuai petunjuk pelarutan yang diberikan pada setiap kemasan susu kaleng. Susu kaleng perlu dicampur-campur (berbagai merek dagang) agar keunggulan masing-masing susu dapat dikonsumsi sekaligus oleh bayi. Jangan termakan iklan, dong! Semua keunggulan yang diiklankan tersebut tak ada yang dapat menyaingi keunggulan ASI.
BILA BAYI PANAS
Baluri seluruh tubuhnya dengan bawang merah.
Bau, dong! Panas tak pernah turun karena bawangnya, tapi karena waktu memborehkan bawang, semua baju dibuka dan terjadi penguapan dari permukaan kulit yang basah. Itulah mengapa, praktek membungkus bayi rapat-rapat dengan beberapa lapis pakaian pada waktu bayi panas justru akan menyebabkan suhu tubuh semakin panas. Bila bayi panas, jangan membungkus bayi terlalu rapat atau dengan pakaian terlalu tebal.
"Malah lebih baik kalau semua pakaiannya dilepaskan, agar terjadi penguapan atau pelepasan panas dari tubuh bayi ke udara sekitar," tutur Eric. Bahkan, dikompres sambil telanjang pun boleh. Namun tentunya, sebelum itu si bayi sudah diberi obat penurun panas. Tak usah cemas bayi Anda akan semakin parah sakitnya. Kecuali, bila kemudian Anda tak membawanya ke dokter untuk mengatasi penyebabnya. Bukankah penyebabnya yang harus diatasi, karena penyebabnya inilah yang membuat si bayi menjadi panas. Lepaskan semua pakaian bayi, lalu dekap di dada ibu/ayah yang tanpa busana pula.Dengan demikian bisa menurunkan panas.
Memang hal ini juga bisa dilakukan pada bayi yang mengalami panas untuk mengurangi panasnya. Tapi panas badan kita, kan, normalnya 37 derajat Celcius, sedangkan suhu udara jauh lebih rendah, sekitar 28-30 derajat Celcius. Jadi, penetralannya lebih baik ketimbang badan ibu/bapaknya.
* DIURUT
Bayi perlu diurut bila mengalami keseleo/kecengklak.
Dunia medis tak mengenal istilah keseleo/kecengklak. Mengurut bayi justru dapat menyebabkan cedera jaringan bila cara pijatan dan urutannya berlebihan, apalagi di tempat-tempat organ berbahaya semisal perut.
* TIDUR
Bayi tak boleh tidur ditengkurapkan karena susah bernafas.
Salah! Tidur tengkurap lebih nyaman buat bayi karena membuatnya lebih nyenyak dan tak rewel, serta membantu rekoil pernafasan dada lebih teratur. Sejak lahir pun, setiap saat diletakkan di tempat tidur, bayi boleh ditengkurapkan. Pengalaman menunjukkan, dengan sering ditengkurapkan, perkembangan motoriknya angkat kepala, tengkurap, bolak-balik, duduk, dan sebagainya- lebih baik. Keberatan tidur tengkurap belakangan ini sering dikaitkan dengan tulisan mengenai SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang sering terjadi di negeri Barat karena bayi tidur di ranjang terpisah dari orang tua, kadang di kamar yang terpisah pula. Sedangkan di Indonesia, umumnya bayi tidur di samping orang tua dan jarang sekali ditinggal sendiri. Jadi, tak perlu takut dengan SIDS hanya karena menengkurapkan bayi.
* PERAWATAN UMUM
Bayi tak boleh didudukkan karena takut susah kencing.
Tidak benar! Jikapun nasihat ini diikuti, boleh saja; toh, tak akan merugikan bayi. Bila bayi kembung, laburi perutnya dengan daun-daunan obat. Justru berbahaya bila kulit bayi sangat sensitif karena menimbulkan iritasi. Bila bayi mengalami kembung, cukup ditengkurapkan; karena dalam posisi tersebut, bayi akan banyak mengeluarkan angin. Nanti kembungnya akan hilang sendiri.
Bayi perlu diberi penghitam mata di alis mata (sipat) agar matanya jernih.
Tak ada hubungannya antara mata jernih dengan pemberian penghitam mata. Jikapun ingin diberikan, boleh saja karena tak ada bahayanya bagi bayi.
Jika bayi sering belekan, baluri di atas alis matanya dengan kunyit yang sudah dihaluskan agar saat bangun tidur, tahi matanya keluar semua sehingga enggak belekan lagi.
Salah! Mata belekan disebabkan saluran mata -masing-masing di sudut mata dekat hidung- bayi masih terlalu halus (salurannya masih sempit sekali) sehingga bila ada kotoran atau partikel-partikel di sudut mata yang mau dibersihkan di saluran tersebut namun ukurannya lebih besar dari salurannya, maka mengumpullah kotorannya di sudut mata. Itulah yang disebut belekan. Untuk mengatasinya, lakukan pemijatan sesering mungkin pada masing-masing saluran mata.
-----------------------------------------------
dari berbagai sumber

Tentang Gigi Bayi dan kulit kepalanya

Gigi pertama si kecil ada yang sudah mulai menampakkan diri saat dia berumur 3 bulan. Namun, pada kebanyakan anak, gigi pertama rata-rata muncul di usia 6 bulan.Gigi si kecil yang dikenal dengan gigi susu ini, terakhir tumbuh ketika dia berumur 2-3 tahun. Pada usia ini, biasanya jumlah giginya sudah lengkap, yaitu 20 buah.

Setelah melewati masa balita, atau sejak dia berumur antara 6-7 tahun, gigi susunya akan tanggal secara bertahap dan dugantikan oleh gigi tetap.

Fungsi gigi susu

Orang tua tidak boleh menganggap remeh proses pertumbuhan gigi susu anak. Karena gigi susu punya fungsi penting dan ikut mempengaruhi kondisi serta kelancaran pertumbuhan gigi tetap kelak yaitu :

• Mengunyah makan, sekaligus membantu perkembangan tulang dan otot rahang.

• Membantu proses perkembangan kemampuan bicara si kecil.

• Membuka jalan dan tempat atau ruang untuk pertumbuhan gigi tetap.

• Mempermanis penampilan si kecil, misalnya saat dia tersenyum.


Merawat gigi bayi

Begitu gigi pertama si kecil muncul, anda dapat mulai membersihkannya secara teratur.

• Gunakanlah waslap atau kain lembut yang bersih.

• Basahi atau rendam sebentar di dalam air hangat, kemudian lilitkan pada jari telunjuk anda.

• Membersihkan gigi si kecil dengan cara mengelap bagian giginya yang sudah muncul dari balik gusi.

• Bilas kain pembersihnya, lalu ulangi sekali lagi.

• Lakukan kebiasaan membersihkan gigi ini dua kali sehari, setelah makan dan sebelum tidur malam.

Cegah Kerak Kepala

Lembutnya rambut si kecil jadi tak sedap dipandang karena ada serpihan kulit kering dan tipis, atau sisik tebal berminyak berwarna kuning kecoklatan. Jangan terlalu khawatir, gangguan kulit yang disebut kerak kepala ( cradle cap ) ini bisa dicegah.

Akibat hormon

Pada kulit kepala terdapat banyak kelenjar lemak kulit yang mengeluarkan bahan seperti minyak. Khususnya pada bayi baru lahir, kelenjar tersebut sangat aktif akibat masih tinggi kadar hormon-hormon yang berasal dari tubuh ibu yang bersirkulasi dalam tubuh bayi. Jika kepala bayi tidak dibersihkan secara berkala, maka debu dan serat-serat halus akan melekat pada kulit kepala yang berminyak tersebut, dan membentuk seperti kerak. Jika dibiarkan, kerak yang semakin tebal akan membentuk sisik- sisik berminyak berwarna kekuningan yang akan mengganggu kenyamanan dan penampilannya. Kabar baiknya, kerak kepala yang biasanya muncul pada bayi usia 3-4 minggu ini akan sembuh dengan sendirinya. Namun kondisi ini dapat terjadi kembali sampai dia berusia 8-12 bulan.

Perlakukan hati-hati

Jika ada kepala bayi anda yang kerak, anda dapat membantu mengatasi dan mencegah agar penyebarannya tidak semakin luas.

1. Olesi kulit kepala bayi yang berkerak dengan minyak bayi ( baby oil ) atau minyak kelapa sambil dipijat perlahan. Biarkan kira-kira 12 jam ( diinapkan semalam ), agar kerak melunak dan mudah dibersihkan. Anda bisa melakukannya pada saat bayi tidur di malam hari.

2. Sisir rambut secara perlahan dan hati-hati dengan menggunakan sisir sikat halus, sambil mengangkat kerak kepala yang terlepas.

3. Bersihkan kepala dan rambut bayi ( keramas menggunakan shampo khusus untuk bayi). Jika masih terdapat kerak di kepalanya, lakukan hal yang sama keesokan harinya.

-----------------------------------

dari berbagai sumber

Kolik

Kolik infantil bisa terjadi dan dialami sekitar 20% bayi berumur 2 minggu sampai 4 bulan. Penyebab pasti koliknya memang belum bisa diketahui. Umumnya, kolik dihubungkan dengan gangguan sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Ada pula yang menghubungkan kolik dengan temperamen anak. Bayi temperamental akan sangat sensitif dan segera bereaksi (tentunya dengan menangis), jika ada perubahan di lingkungannya. Tangis kolik ini bisa saja terjadi pada pagi, siang, sore, atau malam. Tapi, kebanyakan bayi mengalami kolik pada malam hari. Yang paling membuat bingung orang tua, selain tangisnya lama, bayi yang mengalami kolik seringkali tampak seperti kesakitan. Bagaimana tidak, sambil menangis, kakinya ditarik ke arah perut, kepalanya bergerak-gerak, wajahnya kemerahan, dan biasanya disertai buang angin (kentut). Kolik infantil sebenarnya bukan penyakit yang membahayakan. Jadi, jika si kecil mengalami kolik, anda tidak perlu segera membawanya ke dokter.

Selain itu, belum tentu bayi menangis karena kolik. Ya, siapa tahu, dia menangis karena :

• Lapar atau haus.

• Lelah

• Kesepian (bayi biasanya sangat suka dipeluk dan akan menangis jika merasa sendirian).

• Kaget

• Kedinginan atau kepanasan

• Mengantuk

• Popoknya basah atau kotor, karena buang air besar atau kecil.

Ada ruam di bokongnya

Biasanya, jika hal tersebut tidak ditemukan, kita boleh menganggap bahwa si kecil mengalami kolik. Sekalipun begitu, jika anda masih tetap cemas dengan keadaan si kecil dan khawatir tangisan tersebut merupakan gejala dari suatu penyakit tertentu, maka segeralah bawa si kecil ke dokter. Jika dokter juga tidak menemukan penyebab apa pun, biasanya dokter pun akan mengatakan bahwa bayi anda memang mengalami kolik. Kuncinya, Tenang

Sampai sekarang, belum ada obat yang pas untuk langsung menyembuhkan kolik.

Tapi, cara berikut ini bisa anda coba untuk menenangkan si kecil.

• Gendong sambil elus-elus punggungnya, agar ia bersendawa.

• Gendong sambil diayun perlahan, agar ia merasa aman dan nyaman

• Dekap ke dada anda, agar ia merasa hangat

• Jika kulitnya agak dingin, kenakan sarung tangan, kaus kaki dan selimut.

• Bersikaplah tenang (ini yang paling penting), kalau panik akan menbuuat makin rewel Anak ASI lebih kebal

Bukti-bukti bahwa bayi yang mendapat ASI lebih tahan penyakit infeksi tertentu daripada yang minum susu formula memang tak bisa dipungkiri lagi. Apalagi di dalam ASI juga ditemukan berbagai antibody spesifik yang dapat melawan bakteri dan virus yang sering menyerang saluran pernapasan dan usus bayi. Dari penemuan-penemuan itu, lalu menghubungkan kekebalan bayi ASI terhadap infeksi.

Fakta membuktikan

Dari penelitian yang termuat dalam pediatric journal 1993, terbukti bahwa menyusui eksklusif paling tidak 4 bulan pertama, dapat mengurangi kemungkinan bayi terkena infeksi saluran pencernaan ( antara lain diare), infeksi saluran pernapasan, serta infeksi saluran telinga.Hal yang menyebabkan ASI membuat bayi lebih kebal penyakit infeksi :

· Immunoglobulin

Zat kekebalan tubuh ini banyak ditemukan pada ASI. Konsentrasinya yang tertinggi ditemukan dikolostrum ( susu jolong yang keluar pada 3 sampai 5 hari pertama kehidupan bayi). Immunoglobulin yang melindungi bayi dari infeksi telinga, hidung dan tenggorokan itu masih dapat ditemukan di ASI sampai usia setahun.

· Lactoferin

Lactoferin akan mengikat zat besi, sehingga kuman tidak mendapatkan zat besi yang diperlukannya untuk hidup dan membelah diri. Zat ini juga yang paling banyak terdapat dikolostrum, namun akan tetap ada sepanjang tahun pertama usia bayi.

· Lysozyme

Lysozyme merupakan zat penting untuk proses pencernaan, berfungsi untuk benteng dari ”bakteri jahat”yang ada di usus halus. ASI mengandung lysozyme 30 kali lebih tinggi dibandingkan susu formula apapun.

· Bakteri baik

ASI mendorong pertumbuhan bakteri baik, yaitu laktobasilus,yang dapat menekan penyakit yang disebabkan bakteri jahat ( seperti E. Coli) serta parasit. Pada bayi ASI, jumlah laktobasilus di dalam ususnya 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi susu formula.

· Faktor alergi

Panelitian membuktikan, penyebab alergi yang ada di susu formula yang berasal dari sapi maupun kedelai, lebih lama berbeda dalam usus bayi (sekitar 60 menit) dibanding dengan ASI. Jadi, kemungkinan munculnya alergi pada anak ASI juga lebih rendah. Menyadari banyak kelebihan ASI bagi benteng pertahanan tubuh si kecil, jelas tak ada alasan bagi ibu untuk tidak menyusui bayinya.

Anda tak ingin si kecil mudah sakit, kan?


Diare Bayi ASI atau Formula?

Normalnya, bayi baru lahir yang mengonsumsi ASI, buang air besar sekitar 8-10 kali sehari. Bentuknya pun cair. Bila bayi mengonsumsi susu formula,frekuensi buang air besarnya sekitar 2-6 kali sehari. Setelah ia mengenal makanan pendamping ASI, apalagi kalau sudah mengenal makanan padat, frekuensi buang air besarnya semakin berkurang ( berkisar antara 1-2 kali sehari ) dengan bentuk lebih padat.

Diare terjadi bila frekuensi buang air bayi lebih dari normal dan bentuknya cair/encer. Adakalanya dalam tinja si kecil terdapat lendir, selain terjadi demam dan muntah. Hal ini bergantung dari penyebabnya. Yang pasti, kebanyakan bayi akan rewel selama diare, karena perutnya memang terasa sangat tidak nyaman. Umumnya, diare pada bayi datang akibat pencernaan si kecil kemasukan bakteri. Sumbernya, bisa dari kurang higenisnya saat pembuatan susu formula. Tetapi bisa juga karena si kecil alergi terhadap protein susu sapi yang terkandung dalam susu formula. Kemungkinan alergi terhadap bayi yang mengkonsumsi ASI, masih ada kemungkinan juga meski jauh lebih kecil dibandingkan bayi yang menerima susu formula. Bayi ASI menderita diare biasanya karena ibunya mengonsumsi makanan tertentu yang ternyata membawa reaksi alergi terhadap bayinya. Hal yang penting berbahaya ketika si kecil diare, adalah terjadi kekurangan cairan (dehidrasi). Selain itu, bila setelah diare tidak dilakukan terapi gizi dengan sempurna, si kecil bakal terancam kekurangan gizi yang bisa berlanjut ke gangguan pertumbuhan.

Untuk mencegah bayi dehidrasi, lakukan langkah-langkah ini:

· Berikan cairan setiap kali si kecil diare, agar cairan tubuh yang keluar bersama tinjanya dapat segera terganti. Teruskan memberi ASI, atau susu

formula, juga cairan lain seperti air putih.

· Bila si kecil sudah mendapat makanan pendamping ASI atau makanan padat, terus berikan makanan bergizi yang tidak berbumbu tajam, dan menjaga dengan ketat kebersihan mulai saat pembuatan hingga pemberian makannya.

· Bila diare tidak berhenti, diberikan cairan oralit siap minum khusus untuk bayi dan balita (10 ml/kg/ kali diare atau muntah). Bisa juga dengan larutan garam-gula. Atau garam-air tajin.

Selain itu juga wajib terus memantau kondisi si kecil. Bila mulai timbul tanda-tanda dehidrasi, segera bawa ke dokter. Begiu juga bila di dalam tinjanya terlihat warna merah (darah), hitam (darah yang membeku) atau keputihan (akibat penyakit di hati).

Selain itu juga memberi perhatian khusus pada daerah sekitar popok, karena daerah ini mudah teriritasi akibat si kecil sering buang air dan berganti popok. Bersihkan dengan lembut dan keringkan, agar tidak lambat. Usap daerah ini dengan lotion yang lembut setiap kali anda mengganti popok. Sebaiknya, setiap 3 jam sekali diperiksa popoknya dan ganti.