Perlu tangga untuk dapat mencapai pintu Ka’bah, maklum lantai dalam Ka’bah 2,2 meter lebih tinggi dari lintasan thawaf. Begitu melewati pint, suasana temaram menyambut. Hanya tiga lampu jinjing bertenaga baterai yang tampak sebagai penerang, tergeletak diatas meja, tepat dititik tengah ruangan.
Udara didalam Ka’bah terasa hangat, sekalipun dimalam hari. Aroma parfum mengalir lembut. Rupanya, tamu-tamu penting Kerajaan mendapat undangan mengelap dinding dalam Ka’bah dengan kain yang diberi wewangian.
Dinding dalam Ka’bah terbuat dari marmer, demikian pula lantainya. Kilau dinding lebih terang pada bagian tengah, sementara pada setiap pojok dan tepiannya tampaklebih gelap. Dibagian atas ruangan, tergantung sejumlah benda, seperti lampu. Disalah satu sudut, sebelah kanan pintu terdapat tonjolan dinding berpintu, tangga menuju atap.
Tiga tiang menjadi penopang atap. Sebagaimana pintu, semua berlapiskan emas. Emas ini adalah hasil peleburan 36 ribu dinar pada masa pemerintahan Al Walid bin Abdul Malik. Gubernur Makkah saat itu. Khalid Qasari, menjadikan emas itu pelapis tiang, sudut bagian dalam Ka’bah.
Bentuk kubuslah yang membuat ia bernama Ka’bah. Alloh, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al Maidah ayat 97,
جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلائِدَ ذَلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Allah telah menjadikan Kakbah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
Sejarawan, termasuk Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, menyatakan Ka’bah dibangun hingga 12 kali. Tarikh popular menyebutkan rumah suci ini kali pertama didirikan oleh malaikat. Baru kemudian oleh Nabi Adam AS, Nabi Ibrahim AS, kemudian oleh bangsa Quraisy pada masa Jahiliyah – dan Muhammad SAW turut andil membangunnya saat beliau berumur 25 tahun.
Pembangunan terakhir dilakukan oleh Ibnu Zubair. Namun rekonstruksi terus terjadi, antara lain pada era pemerintahan Abdul Malik Marwan pada tahun 74 Hijriyah (683 Masehi). Rekonstruksi juga dilakukan pada masa Sultan Murad Khan pada tahun 1039 Hijriyah (1630 Masehi) setelah sebagian bangunan rusak akibat banjir.
Rumah suci inlah pusat thawaf jamaah haji dan umrah. Pada salah satu sudutnya, terdapat Hajar Aswad, batu hitam yang Rasululloh SAW pun menyempatkan diri menyentuh dan menciumnya. Hajar Aswad, berdasarkan sabda Rosululloh, diturunkan dari surga dengan warna yang lebih putih daripada susu. Dosa-dosa keturunan Adam membuatnya menjadi hitam.
Muhammad SAW berperan besar saat pembangunan Ka’bah oleh bangsa Quraisy di era Jahiliyah. Saat itu, para kabilah berebut hak untuk meletakkan Hajar Aswad. Perselisihan terjadi sehingga pembangunan terhenti selama 4-5 hari. Kemudian diputuskan orang pertama yang memasuki tempat mereka berdialoglah yang akan meletakkan Hajar Aswad. Ternyata, orang itu adalah Muhammad SAW. “ini adala Al-Amin, kami ridha dengan Muhammad” kata mereka.
Lalu, Muhammad SAW menghamparkan sejelai kain dan meletakkan batu itu diatasnya, serta meminta setiap kabilah memegang ujung kain. Dan, serentak mereka mengangkat Hajar Aswad dan menempatkannya di didekat sudut Ka’bah. Kemudian, Muhammad SAW meletakannya pada tempatnya.
Pada era Ibnu Zubai, Ka’bah dibangun seperti pada masa Nabi Ismail AS. Bangunan ini lebih panjang dan meliputi area yang saat ini disebut Hijir Ismail. Ibnu Zubair juga membuat dua pintu dan merendahkannya sehingga orang dapat dengan mudah masuk. Ia mendasarkan perbuatannya pada hadist yang menyatakan kaum Quraisy sengaja meninggikan pintu Ka’bah karena hendak membatasi orang-orang yang bisa masuk hanya orang-orang tertentu.
Hijir Ismailsebenarnya adalah bagian dari Ka’bah. Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Jubair dari bibinya Shafiyyah binti Syaibah, “Aisyah berkata kepada Rasululloh SAW, ‘wahai Rasululloh, bolehkah aku masuk ke Baitulloh?’, beliau bersabda, ‘masuklah kedalam Hijir ISmail, karena ia masih bagian dari Baitulloh’.”
Khalifah Abdul Malik Marwan kemudian menjadikan Ka’bah kembali berbentuk Kubus. Ia kemudian menyesal setelah tahu hadist yang diriwayatkan Siti Aisyah RA tersebut. Namun bentuk Ka’bah tak pernah lagi diubah, Hijir Ismail kini ditandai dengan dinding rendah melingkar di luar dinding Ka’bah.
Kendati tak mengubah bentuk, rekonstruksi Ka’bah pada era Modern terjadi pada tahun 1996 Masehi. Langkah terakhir ini mengganti bahan-bahan kayu pada pilar dalam atap Ka’bah. Pelaksana perbaikan ini adalah kelompok Usaha Bin Laden Group.
------------------------------
source: google.com
www.wikipedia.org
------------------------------
source: google.com
www.wikipedia.org