TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Showing posts with label sufistik. Show all posts
Showing posts with label sufistik. Show all posts

Wednesday, July 21, 2010

Untuk sebuah perenungan

saya ambil dari sebuah postingan di blognya mas alus

Assalamualaikum wr.wb,

ijinkan saya para sedulur semua untuk menuliskan catatan kecil, yang saya rangkum dari berbagai kitab ilmu hikmah yang saya pelajari selama ini untuk bahan perenungan bukan untuk diperdebatkan …. terima kasih…..selamat mengikuti…….

Dalam satu hikayat, seorang santri suatu hari meminta ilmu kepada Kiyainya yaitu untuk mampu melihat setan. Setelah menjalani laku batin (tirakat yang cukup berat) santri tadi benar benar bisa melihat apa yang diinginkanya. Suatu saat dia bertemu dengan raja Iblis, karena Raja iblis tadi hendak mencelakainya,maka dilayangkannya tinjunya, maka raja iblis pun terjungkal, selanjutnya raja iblis marah marah lalu berkata sombong amat kamu mentang2 umur kamu tinggal 3o tahun lagi ya???.

Al kisah, setelah mendengar perkatan raja iblis tersebut, santri timbul keyakinanya bahwa umurnya memang tinggal 30 tahun lagi, lalu ia mengkalkulasikan “kalau begitu yg 20 thn untk buat maksiat dan yg 10 tahun lagi untuk bertobat” katanya dalam hati…. Selanjutnya santri keluar dari pesantren dan memasuki dunia hitam. Namun baru memasuki tahun ke 3 ajal udah menjemputnya.

Ia mati dengan Su’ul khotimah Naudzzubillah….!

Itulah gambaran betapa liciknya setan dan iblis menggoda manusia. Bisa melalui wisik (bisikan gaib) atau berbagai cara lain.Sebagaimana dituturkan oleh Imam Al Ghazali bahwa setan memiliki 1001 cara untuk menyesatkan manusia diantaranya…

1. Manusia di cegah untuk ibadah

2. Apabila manusia dapat melintasinya atau melaluinya ditanamkan sifat ragu2 dalam beribadah

3. Bila berhasil yang ke2 dilaksanakan setan berusaha agar ibadat dilakukan dengan cepat

4. Jika 3 jebakan itu dapat dilalui ia biarkan penyempurnaan ibadahnya namun padanya ditanamkan sifat riya.

5. Jika tidak berhasil mulailah diseludupkan sifat ujub (menganggap ibadahnya semata mata karena dirinya bukan karena karunia ALLAH SWT.

6. Apabila pintu ujub tertutup maka akan dibukakan pintu ibadah pada Khalayak ramai sehingga mau tidak mau timbullah sifat riyanya..

7. Apabila manusia tersebut tidak mau mengikuti kehendaknya maka setan berusaha membiskkan bahwa ia termasuk orang yang bahagia dan

juga tidak ada pengaruhnya kalau Allah SWT telah mentakdirkan ia termasuk orang celaka.Maka apabila manusia dapat mengatasinya barulah ia selamat dari bujukan godaan dan rayuannya.

Berdasarkan atas pengamatan saya , bahwa orang yang memiliki kewaskitaan dan ketajaman mata batin, maka ia memiliki keberhasilan dalam hidupnya. Logikanya, ia akan mampu menangkap apakah suatu pekerjaan yg dilakukannya nanti menimbulkan kebaikan atau keburukan. Namun apabila ketajaman mata batin sudah mapan, justru banyak sekali godaannya diantaranya akan tumbuh sikap pamer atau show, mabuk pujian dan lain sebagainya.Untuk itu ketajaman mata batin tersebut harus diimbangin dngn kerendahan hati kita serta Kesadaran Agama yang tinggi.

Saya pernah mengesan nasehat seorang Alim yang Kasaf. ketika ada seorang paranormal yang berinisial x, yg saya nilai keterlaluan shownya, beliau berkomentar bahwa sebenarnya paranormal x, itu juga mendapat isarah dari Allah tentang hal tsb. Bedanya paranormal x itu mulutnya digas oleh nafsunya sedangkan para Ahli kasaf mulutnya justru direm oleh kerendahan hatinya.

Kesimpulannya diam bukan berarti tidak tahu sedangkan cuap-cuappun belum tentu menghetahui yang sebenarnya. Pendek kata ada hal-hal yang harus dipatuhi jangan sampai kewaskitaan tersebut justru akan menyeret seseorang memiliki sifat riya. seseorang yang sudah diyakini org lain sebagai pribadi yg memiliki ketajaman indra batin berarti ia berada dalam ambang batas antara rendah hati dan riya atau pamer, Maka dari itu pandai-pandailah membawa kemampuan tsb.

Rambu-rambu tsb jauh-jauh abad sudah ditancapkan oleh Nabi Muhammad SAW karena dalam haditsnya beliau sudah mengkhawatirkan pada akhir zaman nanti umatnya memiliki rasa ketergantungan terhadap ilmu ramal-meramal bukan ilmu kasaf.

Sehingga banyak hadist memberikan upaya pencegahan seperti disebutkan : bahwa mendatangi tukang ramal menanyakan sesuatu yang gaib kepadanya kemudian apa yang diucapkan diyakininya maka sangsinya sholatnya 40 hari 40 malam tidak di terima oleh Allah SWT .

Demikianlan catatan kecil ini saya buat untuk mengingatkan saya dan para sedulur semua untuk memiliki kerendahan hati dan selalu waspada terhadap tipu daya setan dan antek-anteknya yang berhusaha menjerumuskan manusia menuju jurang kesesatan.

Wassallamuaaikum wr wb.


---------------------------------------

semoga bermanfaat

Tuesday, July 20, 2010

Ilustrasi Langkah demi Langkah tentang Meditasi Sufi


Naqshbandi Haqqani Rabita Shareef

by As-Sayed Nurjan Mirahmadi 1

BISMILLAH HIR RAHMAN NIR RAHEEM; ALLAHUMMA SALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NABEE YIL UMMEE WA ALIHI WA BARIK WA SALLIM

Sasaran dan maksud Muraqabah/Meditasi/Rabita Sharif adalah untuk memperagakan kehadiran terus-menerus ke dalam realitas Shaykh. Semakin seseorang memelihara pelatihan ini, semakin terungkapkan manfa'atnya dalam kehidupan sehari-harinya sampai pada titik dia mencapai tataran nihil dalam hadhirat Shaykh. Orang harus tahu betul
bahwa Shaykh adalah jembatan antara (dunia) ilusi dan benar (nyata = realitas) dan dia berada di dunia ini hanya untuk tujuan itulah. Jadi Shaykh adalah seutas tali (tambang) khas yang diulurkan kepada siapapun yang mencari kebebasan (dari ilusi), karena hanya dia yang dapat memberikan layanan sebagai penghubung (link) antara seseorang yang masih terikat kepada dunia ini dan Hadhirat Ilahi. Agar menjadi nihil dihadapan dan keberadaan Shaykh adalah menjadi nihil dalam kenyataan, dalam Hadhirat
Ilahi, karena memang sesungguhnya disitulah dia berada.

Langkah1
Bayangkan dirimu berada di hadapan Shaykh. Sampaikam salammu. Tutup matamu. Pandanglah melalui Mata Jantung. Jangan mencari wujud muka, hanya Auranya saja, ruhaniah.

Sebagai awal murid dapat memulai praktek Muraqabah ini untuk jangka waktu pendek dari 5 sampai 15 menit, dan secara bertahap menjalaninya menuju jangka waktu yang lebih panjang, bahkan merentang sampai berjam-jam sekali sessi. Yang terpenting adalah bahwa seseorang mempertahankan sebuah praktik yang ta'at azas (consistent) untuk mendapatkan manfa?at praktid. Adalah berlipat kali lebih baik dan bijaksana untuk bertahap pada sessi yang pendek secara harian daripada disiplin dan praktek yang acak. Sebuah upaya kecil yang dilakukan secara ta'at azas akan menghasilkan kemajuan luar biasa dalam waktu (keseluruhan) yang singkat.

Mengulang wudhu dan shalat 2 rakaat.
3x Shahada [ Kalimatu shahada (3 kali): Ashhadu an la ilaha illa-lah, wa ashhadu anna Muhammadan rasulu-lah]
100-200x Istighfar [Astaghfirul lahal ‘Atheem wa atubu ilayh ]
3x Surah Ikhlas [Qul hu Allah hu Ahad Allah hu Samad Lam yalid wal lam ulad wa lam lakon la hul kofuone ahad ]
Fatiha (baca fatiha)]

Minimum 200x mencari dukungan dan kehadiran Mawlana Shaykh (Q):
Madad ya Sayyidi, Madadul-Haq mengulang Dhikr.

Langkah 2
Mata tertutup; mohon izin untuk menyambung cahaya (nur) beliau kepada jantungmu dan cahaya (nur) mu kepada jantung beliau. Bayangkan sebuah kontak dua arah dan kemudian, baca awrad di atas.Ketika seseorang duduk bermeditasi dan menutup matanya, orang itu memfocuskan pikirannya pada satu titik tunggal. Dalam hal ini titik itu biasanya adalah konsep dari mentor spiritualnya, yaitu : dia mem-fokuskan seluruh kemampuan
kesaksiannya memikirkan dengan konsentrasi penuh tentang guru spiritual nya, agar supaya mendapatkan gambaran (image) mentor nya pada layar mental, selama dia masih berada dalam status meditasi itu. Sifat (properties), karakteristik dan potensi yang
terkait dengan sebuah gambaran (image) juga dipindahkan pada layar pikiran ketika gambaran (image) itu terbentuk pada layar mental dan pikiran menerimanya sesuai dengan itu. Sebagai contoh, seseorang sedang memperhatikan api. Ketika gambaran (image) api itu dipindahlan kepada layar pikiran, suhu dan panas api itu terekam oleh pikiran. Seseorang yang hadir dalam sebuah taman menikmati kesegaran dan kesejukan pepohonan dan tanaman dalam taman itu untuk menciptakan gambaran itu semua pada layar pikirannya. Begitu juga ketika gambaran mentor spiritual dipindahkan pada layar pikiran, Ilmu yang Dihadirkan (the Presented Knowledge) yang beroperasi dalam diri guru spiritual, juga ikut dipindahkan dengan gambaran itu dan pikiran murid secara bertahap menyerap (assimilates) hal yang sama.

Langkah 3
Duduk bersimpuh, yang rapi, tetap bersimpuh, mata tertutup, tangan di tempat, mulut tertutup, lidah ditekuk ke atas, napas terkendali, kuping mendengar Quran, Salawat atau suara sendu. Ruang gelap. Meditasi, memikirkan tentang mentor spiritual, sebuah upaya untuk memfokuskan dengan konsentrasi pikiran kita kepada seseorang, sehingga
image nya dapat dipantulkan secara berulang pada layar pikiran kita,(maka) kita terbebaskan dari keterbatasan indera. Makin sering sebutir pikiran di tayangkan pada layar mental, makin jelas pula formasi (pembentukan) sebuah pola dalam pikiran itu. Dan, pola pikiran demikian ini, dalam istilah spiritualitas, disebut ’pendekatan pikiran?. Ketika kita membayangkan mentor spiritual atau ’Shaykh’, sebagai sebuah
hal dari hukum eternal, ilmu Elohistic Attributes yang beroperasi dalam Shaykh dipantulkan pada pikiran kita dengan ulangan yang berkali-kali menghasilkan pencerahan pikiran dari murid dengan cahaya nur yang berfungsi dalam diri Shaykh dan dilimpahkan kepadanya. Pencerahan jantung murid berusaha mencapai tataran atau tahap Shaykhnya. Dalam Sufism, keadaan ini disebut ’Kedekatan’ (nisbat). Cara terbaik dan telah teruji untuk menikmati kedekatan, menurut spiritualitas, adalah hasrat kerinduan dari cinta.
Pikiran Shaykh terus menerus mengirimkan (transfer) kepada murid spiritualnya sesuai dengan kobaran cinta dan rindu akan Shaykh, yang mengalir di dalam diri murid dan ada datang satu saat ketika cahaya nur beroperasi dalam diri Shaikh yang sesungguhnya adalah pantulan Tampilan Indah Ilahi yang dipindahkan kepada murid spiritual itu. Hal ini memungkinkan murid spiritual untuk membiasakan diri dengan Cahaya Gemilang dan Tampilan Indah. Keadaan ini, dalam istilah sufism, disebut ’Menyatu dengan Shaykh (Fana fi Shaikh). Cahaya Shaikh dan Tampilan Indah gemilang yang beroperasi dalam diri Shaykh bukanlah ciri pribadi Shaykh. Sebagaimana halnya murid spiritual, yang dengan perhatian dan konsentrasi penuh dedikasi, menyerap (assimilasi) ilmu dan ciri khas
Shaykhnya, maka Shaykh juga menyerap ilmu dan busana (ciri = attributes) Nabi (s.a.w.) dengan perhatian dan konsentrasi penuh dedikasi pikiran.

Langkah 3a
Posisi duduk : Posisi Teratai (yoga Lotus) adalah oke, Wudu Ritual Wudhu adalah kunci sukses. Kapal Nabi Nuh a.s. melawan banjir kebodohan (cuek). Kebersihan adalah dekat dengan iman (ilahiah). Ingat bahwa bukanlah saya yang menghitung bahwa saya adalah bukan apa-apa, saya dan aku harus melebur kedaalm dia. Shaykh ku, Rasul ku ,menggiring kepada Rabb ku..Dhikr dengan penolakan (laa ilaha) dan pembenaran (illa Allah), dalam
tradisi Shaykh Naqshbandi, mensyratkan bahwa murid (sang pejalan)menutup matanya, menutup mulutnya, menekan giginya, melekatkan lidahnya ke langit-langit mulutnya, dan menahan (mengatur) napasnya. Dia harus membaca dhikr itu melalui jantungnya, dengan penolakan dan pembenaran, memulainya dengan kata LAA ("Tidak"). Dia mengangkat "Tidak" ini dari titik (dua jari) di bawah pusar kepada otaknya. Ketika mencapai otaknya kata "Tidak" mengeluarkan kata ILAHA ("sesembahan"), bergerak dari otaknya ke bahu Kanan, dan kemudian ke bahu Kiri di mana dia menabrak jantungnya dengan ILALLAH ("kecuali Allah"). Ketika kata itu mengenai jantungnya energi dan panasnya menjalar/ memancar ke sekujur tubuhnya. Sang pejalan yang telah menyangkal semua yang berada di dunia ini dengan kata-kata LAA ILAHA, membenarkan dengan kata-kata ILLALLAH bahwa semua yang
ada telah dilenyapkan di Hadhirat Ilahi.

Langkah 3b
Posisi Mulut dan Lidah
Menutup matanya,
Menutup mulutnya,
Menekan giginya,
Melekatkan lidahnya pada
langit-langit mulutnya, dan menahan napas.{ dari saat-ke-saat untuk memperlambat napas dan getaran jantungnya.}
Tangan membawa rahasia yang dahsyat, mereka itu seperti parabola satelit (antene) mu, pastikan bahwa mereka itu bersih dan berada dalam posisi yang semestinya. Jadi ketika kamu memulai dengan tangnmu itu, menggosok-gosoknya, ketika mencucinya dan menggosok gosoknya untuk mengaktifkan mereka, itu adalah tanda dari (angka) 1 dan (angka) 0, dan
kamu sedang mengaktifkan proses kode yang diberikan Allah melalui tangan itu. Kamu mengaktifkan mereka. Mereka memiliki titik sembilan peluru (bullet) yang terdiri dari
keseluruhan sistem, seluruh tubuh. Ketika engkau menggosok jari-jari itu, engkau sesungguhnya mengaktifkan 99 asma-ul husna Allah.

b) Dengan mengaktifkan mereka engkau mengaktifkan 9 titik dalam tubuhmu.

c) Dan ketika mengaktifkan mereka, itu adalah seperti menghidupkan penerima (pada radio/tv), energi mengalir masuk, itu mulai berfungsi untuk dapat menerima, memecahnya dalam bentuk kode digital yang dipancarkan keluar seperti gambar atau
suara sebagaimana kita kenal di zaman ini (radio dan tv).

d) Demikian juga halnya dengan tangan yang saling mengelilingi,itulah mengapa ketika kita menggosok-gosokkan dan membuka mereka, mereka mulai bertindak seperti lingkaran satu terhadap lainnya, menampung apapun energi yang datang, dan mereka ini mengkelolanya . Lihatlah pada bagian Rahasia Tangan ( See Section on Secrets of Hand)

Langkah 4
Posisi Tangan :
Jempol dan telunjuk memperagakan posisi "Allah Hu" untuk kuasa/kekuatan terbesar. Tangan diberi kode dengan kode angka, tangan kanan "18", tangan kiri "81" masing-masing dijumlahkan keduanya
menjadi 9 dan dua 9 menjadi 99 . Tangan diberi karakter dengan asmaul husna Allah. Dan nama ke 99 dari Rasul adalah Mustafa.. (lebih banyak lagi di depan)?..

Bernapas dengan Sadar ("Hosh dar dam")

Hosh artinya "pikiran." Dar artinya "dalam." Dam artinya "Napas." Itu artinya, menurut Mawlana Abdul Khaliq al-Ghujdawani (q), bahwa " Missi paling penting bagi pejalan dalam thariqat ini adalah menjaga napasnya, dan dia yang tidak dapat menjaga napasnya, akan
dikatakan tentang orang itu, ’dia telah tersesat/kehilangan dirinya.’"


Shah Naqshband (q) berkata, "Thareqat ini dibangun di atas (dengan pondasi) napas. Jadi adalah sebuah keharusan untuk semua orang menjaga napasnya dikala menghisap dan membuang napas, dan selanjutnya untuk menjaga napasnya dalam jangka waktu antara menghisap dan membuang napasnya."
"Dhikr mengalir dalam tubuh setiap makhluq hidup oleh keharusan (kebutuhan) napas mereka ? bahkan tanpa kehendak ? sebagai sebuah tanda/peragaan ketaatan, yang adalah bagian dari penciptaan mereka. Melalui napas mereka, bunyi huruf "Ha" dari Nama Ilahiah Allah dibuat dengan setiap membuang dan menghisap napas dan itu adalah sebuah tanda dari Jati Diri (Dzat) Gaib yang berfungsi untuk menekankan Kekhasan Allahu Shamad. Maka adalah penting untuk hadir dengan napas seperti itu, agar supaya menyadari (merasakan) Jati Diri (Dzat) Maha Pencipta." Nama ’Allah’ yang meliputi sembilan puluh sembilan asma-ul husna terdiri atas empat huruf, Alif, Lam, Lam dan Hah yang sama ?dengan suara napas - (ALLAH). Masyarakat Sufism mengatakan bahwa Dzat Allah SWT yang paling gaib mutlak dinyatakan oleh huruf terakhir itu yang dibunyikan dengan vokal Alif, "Ha." Ini mewakili Gaib Absolut Dzat Nya Allah SWT
.
Memelihara napasmu dari kelalaian akan membawa mu kepada Hadhirat sempurna, dan Hadhirat sempurna akan membawamu kepada Penampakan (Visi) sempurna , dan Penampakan sempurna akan membawamu kepada Hadhirat (Manifestasi) asma-ul husna Allah yang sempurna. Allah membimbingmu kepada Hadhirat asma-ul?husna Nya, karena dikatakan
bahwa, " Asma Allah adalah sebanyak napas makhluq." Hendaknya diketahui oleh semua orang bahwa melindungi napas terhadap kelalaian sungguh sukar bagi para pejalan. Maka mereka harus menjaga nya dengan memohon ampunan (istighfar) karena memohon ampunan akan membersihkannya dan mensucikannya dan mempersiapkan sang pejalan untuk (menjumpai) Hadhirat Benar (Haqqu) Allah dimana-mana.

Langkah 5
Bernapas, Menghirup melalui hidung - Dhikr = "Hu Allah", bayangkan cahaya putih
memasuki tubuh melalui perut. Menghembus melalui hidung - Dhikr= "Hu", bayangkan hitamnya carbon monoxide adalah semua perbuatan dosamu dikuras / didorong keluar dari dirimu.
"pejalan bijak harus menjaga napasnya dari kelalaian, seiring dengan masuk dan keluar nya napas, dengan demikian menjaga jantung nya selalu dalam Hadhirat Ilahi dan dia
harus menghidupkan napasnya dengan ibadah dan pengabdian dan mempersembahkankan pengabdiannya itu kepada Rabb nya dengan segenap hidupnya, karena setiap napas yang dihisap dan dihembuskan dengan Hadhirat adalah hidup dan tersambung dengan Hadhirat Ilahi. Setiap napas yang dihisap dan dihembuskan dengan kelalaian (cuek) adalah
mati, terputus dari Hadhirat Ilahi. Untuk mendaki gunung,sang pejalan harus melintasi dari dunia Bawah menuju Hadhirat Ilahi. Dia harus melintasi dari dunia ego keberadaan
sensual (sensasi) menuju kesadaran jiwa terhadap Al Haqqu.. Untuk membuat kemajuan dalam perjalanan ini, sang pejalan harus membawa ke dalam jantungnya gambaran Shaykh nya(tasawwur), karena itu adalah cara paling kuat untuk melepaskan diri dari cengkeraman sensual (sensasi) nya. Shaykh menjadi, dalam jantungnya, cermin dari Dzat
Absolute. Jika dia berhasil, kondisi penisbian diri (ghayba) atau "absensi" dari dunia sensasi, muncul dalam dirinya. Sampai kepada tahap bahwa keadaan ini menguat dalam dirinya, (dan) keterikatannya kepada dunia sensasi melemah dan menghilang, dan fajar dari Level Hilang Mutlak Tidak Merasa Selain Allah mulai menyinari dirinya. Derajat tertinggi maqam ini disebut fana'. Demikianlah Shah Naqshband (q) berkata :
"Jalan terpendek kepada sasaran kita, yaitu Allah SWT mengangkat tabir
dari Dzat Wajah Nya Yang Ahad yang berada dalam semua makhluq
ciptaan Nya. Dia melakukan itu dengan (melalui) maqam ghayba dan fana',
sampai Dzat Agung (Majestic Essence) menyelimutinya dan
menghilangkan (melenyapkan) kesadarannya akan segala sesuatu selain
Dia. Inilah akhir perjalanan untuk mencari Allah dan awal dari perjalanan
lainnya."

"Pada akhir Perjalanan Pencarian dan Level Ketertarikan datanglah Level
Perendahan Diri dan Penihilan.
Sasaran ini adalah untuk segenap ummat manusia sebagaimana disebut Allah dalam al Qur’an: ’Aku tidak menciptakan Jinn dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku.’ Beribadah disini berarti Ilmu Sempurna (Macrifat)."

Langkah 6
Memakai (membawa) busana Shaykh :
3 tahap perjuangan yang berkesinambungan Memelihara Cinta Nya {Muhabat}, Memelihara Kehadiran Nya { Hudur} Melaksanakan Kehendak Nya atas diri kita {Annihilasi atau
Fana}. Kita memiliki cinta kepada Nya, jadi kini pakailah (kenakanlah) Cahaya Nya dan
selanjutnya bayangkan segala sesuatunya dari titik (sudut) ini, dengan busana yang kita kenakan itu. Ini adalah penopang hidup (life support) kita. Kamu tidak boleh makan, minum, shalat, dhikr atau melakukan apapun tanpa membayangkan Bayangan Shaykhs
pada kita. Cinta ini akan menyatu dengan Hadhirat Ilahi, dan ini akan membuka pintu Penihilan ke dalam Nya. Semakin seseorang menjaga ingatan untuk mengenakan busana dengan dia (Shaykh) semakin meningkatlah proses Penihilan itu berlangsung. Kemudian penuntun (guide) itu akan meninggalkan (menihil diri) diri mu di hadirat Rasul Allah Sayedena Muhammad {s.a.w.}. Dimana sekali lagi kamu akan menjaga cinta (kepada) Rasul {Muhabat}, menjaga Hadirat nya { Hudur}. Laksanakan kehendaknya atas diri kita {Penihilan atau Fana}. Fana fi Ma Shaykh , RasulAllah, Allah.. Penihilan Fana Dalam keadaan spirit murid menyatu dengan spirit Shaykhnya kemampuan Shaykh akan diaktifkan dalam diri muridnya, karena itu Shaikh menikmati kedekatan Nabi (s.a.w.). Dalam situasi ini, dalam istilah sufism, disebut Penyatuan dengan Rasul(Fana fir Rasul). Ini adalah pernyataan Nabi (s.a.w.), "Saya seorang manusia seperti kamu, namun saya menerima ilham (revelation)’. Jika pernyataan ini dicermati, didapatlah bahwa kemuliaan (exaltation) Nabi terakhir ini adalah bahwa dia menerima Ilham (Revelations) dari Allah, SWT, yang mencerminkan Ilm-e-ladduni; ilmu yang diilhamkan langsung oleh Allah, Pandangan Cantik (Beatific Visions) Allah dan Cahaya Gemilang kepada Jantung Nabi s.a.w.. Dalam keadaan ’Penyatuan dengan Nabi s.a.w.’ seorang murid karena emosinya, kerinduannya dan cintanya secara sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, berassimilasi dan mengenali ilmu Nabi Suci s.a.w. Kemudian datanglah saat paling berharga (yang ditunggu-tunggu) ketika ilmu dan pelajaran dipindahkan (transferred) dari Nabi Suci s.a.w kepadanya sesuai dengan kapasitas nya. Murid itu menyerap karakter Nabi Suci s.a.w. sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya dan karena kedekatannya dengan Nabi Suci s.a.w. dan dukungannya dia dapat mencapai keadaan ketika dia mengenali Rabbil 'Alamin, ketika Dia menguraikan dalam al Qur'an, Ya, sesungguhnya
Engkau adalah Rabbi!. Kedekatan ini, dalam sufism, disebut Penyatuan dengan Allah’ (Fana fi-lah) atau singkatnya wahdat. Setelah itu, jika seseorang dikaruniai dengan kemampuan, dia akan membuat explorasi di daerah yang tentangnya cerita (narrasi) tidak lagi memiliki kata-kata untuk menjelaskan nya , karena kepekaan dan kehalusan (situasi) nya.

Langkah 7
Menjadi sesuatu yang tidak ada, kendaraan sebening kristal untuk siapapun yang ingin mengisi keberadaanmu dari Allah Malikul Mulk. Dalam keadaan ’Penyatuan dengan Nabi
Suci seorang murid karena emosinya, kerinduannya dan cintanya secara bertahap,langkah demi langkah, berassimilasi dan mengnali ilmu dari Nabi Suci s.a.w..

-------------------------------------------------------------
semoga bermanfaat,
dari berbagai sumber